CASTER / RAKE TENTUKAN KARAKTER HANDLING MOTOR
Menutup pokok bahasan seputar geometri rangka, pada bahasan ketiga ini kita angkat tema caster. Disebut juga rake yakni sudut antara poros setir dengan garis perpendikular yang lewat axle roda depan, dijelaskan pula sebagai sudut yang dibentuk antara kemiringan sok depan dengan garis vertikal yang tegak lurus gravitasi, satuannya adalah derajat. Penambahan sudut rake akan menyebabkan roda depan semakin menjauh dari body motor, tentungay akan mempengaruhi desain motor yang bersangkutan dan menentukan karakteristik dari handling motor.
Motor supersport misalnya, akan memiliki sudut caster yang lebih kecil. Karena dibangun sebagai motor balap, bersumbu roda pendek, sudut casternya pun sangat ekstrim, sampai sekitar hanya 24 derajat. Dengan paduan trail yang juga pendek, maka motor ini punya handling yang responsif terutama pada medang tikungan. Bandingkan dengan sudut caster motor type cruiser yang memiliki sudut rake mencapai 31 hingga 45 derajat, tentunya cukup susah untuk diajak manuver mendadak, namun cukup nyaman untuk lintasan/jalanan yang panjang dan lurus.
Sumber: Oto trend edisi 521 minggu I , minggu II, minggu III Mei 2011
Read More..
mekanik elektronik
Selasa, 02 Agustus 2011
GEOMETRI RANGKA MOTOR PART 2
TRAIL PENDEK, GESIT DI JALAN MACET
Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas pokok bahasan yang kedua yaitu Trail. Secara teknis trail merupakan jarak antara pusat bidang kontak ban depan dengan titik di mana sumbu setir bertemu dengan tanah.
Biasanya, setiap motor memiliki ukuran trail berbeda-beda sehingga akan memberikan suatu caster atau efek kembali ke tengah (self-centring effect) saat bergerak pada roda depan. Dengan kata lain, motor yang dikendarai secara lurus akan tetap bergerak lurus kecuali ada tekanan/gerakan yang membuatnya berpindah atau berbelok, termasuk angin, chamber ataupun permukaan trek itu sendiri. Karena itulah, perhitungan trail bisa menciptakan stabilitas steering.
Dari situ, karakteristik handling tiap motor pun akan berbeda-beda, tergantung dari trailnya. Ukuran panjang trail akan meciptakan perbedaan desain motor serta peruntukannya. Misalkan motor sport mempunyai panjang trail yang lebih kecil daripada motor touring, begitu juga dengan motor cruiser yang memiliki jarak trail paling panjang dibandingkan varian jenis motor yang ada.
Dan tidak hanya melahirkan desaing bentukan motor beda, panjang-pendek trail tentu juga mempengaruhi handling motor. Semakin pendek jarak trail motor akan semakin gesit dikendarai apalagi di jalanan macet. Sebaliknya, semakin panjang jarak trail, maka akan semakin berat handlingnya yang akan sangat terasa saat aksi belok.
bersambung...
Read More..
Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas pokok bahasan yang kedua yaitu Trail. Secara teknis trail merupakan jarak antara pusat bidang kontak ban depan dengan titik di mana sumbu setir bertemu dengan tanah.
Biasanya, setiap motor memiliki ukuran trail berbeda-beda sehingga akan memberikan suatu caster atau efek kembali ke tengah (self-centring effect) saat bergerak pada roda depan. Dengan kata lain, motor yang dikendarai secara lurus akan tetap bergerak lurus kecuali ada tekanan/gerakan yang membuatnya berpindah atau berbelok, termasuk angin, chamber ataupun permukaan trek itu sendiri. Karena itulah, perhitungan trail bisa menciptakan stabilitas steering.
Dari situ, karakteristik handling tiap motor pun akan berbeda-beda, tergantung dari trailnya. Ukuran panjang trail akan meciptakan perbedaan desain motor serta peruntukannya. Misalkan motor sport mempunyai panjang trail yang lebih kecil daripada motor touring, begitu juga dengan motor cruiser yang memiliki jarak trail paling panjang dibandingkan varian jenis motor yang ada.
Dan tidak hanya melahirkan desaing bentukan motor beda, panjang-pendek trail tentu juga mempengaruhi handling motor. Semakin pendek jarak trail motor akan semakin gesit dikendarai apalagi di jalanan macet. Sebaliknya, semakin panjang jarak trail, maka akan semakin berat handlingnya yang akan sangat terasa saat aksi belok.
bersambung...
Read More..
Senin, 01 Agustus 2011
BUAT MICRO SIM SENDIRI, YUK!
Fenomena micro SIM yang belakangan muncul menciptakan peluang baru bagi beberapa jasa upgrading via layanan operator yang bersangkutan. Apabila kita menggunakan jasa pemotongan melalui gerai/layanan jasa potong di retail ponsel,
maka kita mengeluarkan dana setidaknya 15-20 ribu. Atau ketika kita menggunakan jasa operator SIM card kita, kita harus mendatangi gerai resmi yang ditunjuk.
Guna mempersingkat waktu, tak ada salahnya kita membuat micro SIM sendiri, selain lebih efisien, juga tak perlu teknologi canggih nan rumit. Jadi, punya banyak pilihan operator untuk smartphone dan tablet anda bukan?
Alat pembuat micro SIM yang bernama “puncher” dapat kita beli di pusat perbelanjaan ponsel dengan harga yang cukup bervariasi, sekitar 200-300 ribuan. Kalau tak mau repot, kita juga bisa membelinya via toko online atau situs komunitas macam www.kaskus.us misalnya. Berikut adalah langkah-langkah mudah melakukan upgrading SIM regular menjadi micro SIM:
1. Langkah pertama siapkan pucher, pada bagian bawah puncher tedapat slot guna menyematkan SIM regular.
2. Selipkan SIM card yang hendak dieksekusi menjadi micro SIM. Masukkan secara perlahan dan jangan sampai terbalik. Biasanya terdapat garfir panduan posisi simcard di samping lubang puncher. Jika peletakan benar, posisi chip SIM akan terlihat pada lubang puncher.
3. Ingat, posisi chip jangan sampai miring atau kurang masuk ke dalam. Harus pas supaya chip tidak terpotong.
4. Lalu perlahan tekan tuas guna memotong SIM card secara perlahan, sesuai cetakan micro SIM.
5. Setelah tercetak, maka ambil perlahan micro SIM yang telah ter”upgrade” secara manual tersebut. Bila perlu bersihkan bagian pinggir agar terlihat bersih.
6. Jadilah micro SIM buatan kita sendiri yang dapat kita sematkan pada perangkat iPad atau iPhone. Masih ingin mengembalikan wujud aslinya? Jangan buang bingkai SIM card hasil pontongan tadi, karena apabila suatu saat masih diperlukan, anda masih bisa merangkainya bersama micro SIM yang telah anda potong tadi menjadi SIM card ukuran normal.
Selamat mencoba...
Sumber: Tabloid Pulsa edisi 203 th VIII 2011 Read More..
maka kita mengeluarkan dana setidaknya 15-20 ribu. Atau ketika kita menggunakan jasa operator SIM card kita, kita harus mendatangi gerai resmi yang ditunjuk.
Guna mempersingkat waktu, tak ada salahnya kita membuat micro SIM sendiri, selain lebih efisien, juga tak perlu teknologi canggih nan rumit. Jadi, punya banyak pilihan operator untuk smartphone dan tablet anda bukan?
Alat pembuat micro SIM yang bernama “puncher” dapat kita beli di pusat perbelanjaan ponsel dengan harga yang cukup bervariasi, sekitar 200-300 ribuan. Kalau tak mau repot, kita juga bisa membelinya via toko online atau situs komunitas macam www.kaskus.us misalnya. Berikut adalah langkah-langkah mudah melakukan upgrading SIM regular menjadi micro SIM:
1. Langkah pertama siapkan pucher, pada bagian bawah puncher tedapat slot guna menyematkan SIM regular.
2. Selipkan SIM card yang hendak dieksekusi menjadi micro SIM. Masukkan secara perlahan dan jangan sampai terbalik. Biasanya terdapat garfir panduan posisi simcard di samping lubang puncher. Jika peletakan benar, posisi chip SIM akan terlihat pada lubang puncher.
3. Ingat, posisi chip jangan sampai miring atau kurang masuk ke dalam. Harus pas supaya chip tidak terpotong.
4. Lalu perlahan tekan tuas guna memotong SIM card secara perlahan, sesuai cetakan micro SIM.
5. Setelah tercetak, maka ambil perlahan micro SIM yang telah ter”upgrade” secara manual tersebut. Bila perlu bersihkan bagian pinggir agar terlihat bersih.
6. Jadilah micro SIM buatan kita sendiri yang dapat kita sematkan pada perangkat iPad atau iPhone. Masih ingin mengembalikan wujud aslinya? Jangan buang bingkai SIM card hasil pontongan tadi, karena apabila suatu saat masih diperlukan, anda masih bisa merangkainya bersama micro SIM yang telah anda potong tadi menjadi SIM card ukuran normal.
Selamat mencoba...
Sumber: Tabloid Pulsa edisi 203 th VIII 2011 Read More..
GEOMETRI RANGKA MOTOR PART 1
WHEELBASE MUTLAK TENTUKAN HANDLING
Untuk merancang bangun sebuah rangka motor sejatinya tidaklah gampang, dibutuhkan berbagai teknik penentuan serta pengukuran desain konsturksinya. Dikenal dengan istilah chasis geometry atau geometri rangka, merupakan pengetahuan yang mempelajari rancang bangun konstruksi rangka. Terdiri dari berbagai macam sub ilmu seperti wheel base, trail dan caster.
Bagi beberapa orang terutama para ahli, geometri rangka motor tetap jadi misteri. Namun bagi banyak rider, hal ini tidak terlalu menarik perhatian, padahal geometri rangka bisa diklaim sebagai inti dari motor karena konfigurasinya sangat menentukan keunggulan sebuah produk motor karena perhitungan geometri rangka sangat menentukan performa dan pengendalian sebuah motor.
Jadi, mari kita kupas bersama item-item sub bahasan mengenai geometri rangka yang pertama yakni wheel base atau jarak sumbu roda.
SUMBU RODA
Disebut wheel base dalam bahasa teknik, merupakan ukuran jarak antara dua sumbu roda depan dan belakang yang diukur dari titik pusat / sumbu lingkaran antar roda. Tidak sekedar dikonstruksi, panjang-pendek jarak sumbu roda sangat berpengaruh pada pengendaraan motor nantinya. Secara karakteristik, sumbu pendek akan memungkinkan pengendalian yang lebih responsif, cepat, lincah dan mudah bermanuver, sebaliknya sumbu roda panjang sangat memungkinkan kondisi motor stabil terutama pada kecepatan tinggi.
PENGKHUSUSAN JARAK SUMBU RODA
Tidak didesain sama, setiap style/model motor diproduksi dengan berbagai ragam ukuran jarak sumbu roda. Ada yang short wheelbase, ada juga yang long wheelbase. Tiap pabrikan memang membuat konfigurasi sumbu roda sesuai dengan produk peruntukannya. Untuk motor-motor model sportbike butuh kelincahan, performa dan handling responsif, maka akan didesain dengan sumbu roda pendek. Sebaliknya, motor-motor yang akan didesain untuk peruntukan perjalanan jarak jauh dan nyaman maka akan didesain long wheelbase.
bersambung...
Read More..
Untuk merancang bangun sebuah rangka motor sejatinya tidaklah gampang, dibutuhkan berbagai teknik penentuan serta pengukuran desain konsturksinya. Dikenal dengan istilah chasis geometry atau geometri rangka, merupakan pengetahuan yang mempelajari rancang bangun konstruksi rangka. Terdiri dari berbagai macam sub ilmu seperti wheel base, trail dan caster.
Bagi beberapa orang terutama para ahli, geometri rangka motor tetap jadi misteri. Namun bagi banyak rider, hal ini tidak terlalu menarik perhatian, padahal geometri rangka bisa diklaim sebagai inti dari motor karena konfigurasinya sangat menentukan keunggulan sebuah produk motor karena perhitungan geometri rangka sangat menentukan performa dan pengendalian sebuah motor.
Jadi, mari kita kupas bersama item-item sub bahasan mengenai geometri rangka yang pertama yakni wheel base atau jarak sumbu roda.
SUMBU RODA
Disebut wheel base dalam bahasa teknik, merupakan ukuran jarak antara dua sumbu roda depan dan belakang yang diukur dari titik pusat / sumbu lingkaran antar roda. Tidak sekedar dikonstruksi, panjang-pendek jarak sumbu roda sangat berpengaruh pada pengendaraan motor nantinya. Secara karakteristik, sumbu pendek akan memungkinkan pengendalian yang lebih responsif, cepat, lincah dan mudah bermanuver, sebaliknya sumbu roda panjang sangat memungkinkan kondisi motor stabil terutama pada kecepatan tinggi.
PENGKHUSUSAN JARAK SUMBU RODA
Tidak didesain sama, setiap style/model motor diproduksi dengan berbagai ragam ukuran jarak sumbu roda. Ada yang short wheelbase, ada juga yang long wheelbase. Tiap pabrikan memang membuat konfigurasi sumbu roda sesuai dengan produk peruntukannya. Untuk motor-motor model sportbike butuh kelincahan, performa dan handling responsif, maka akan didesain dengan sumbu roda pendek. Sebaliknya, motor-motor yang akan didesain untuk peruntukan perjalanan jarak jauh dan nyaman maka akan didesain long wheelbase.
bersambung...
Read More..
KEUNTUNGAN PAKAI BEBEK MATIC
Saat ini motor dengan penggerak CVT (continously variable transmission) memang menjadi idola karena makin dinikmati dengan segala kepraktisannya. Nah pada perkembangannya, kini motor bebek pun juga mulai digerakkan oleh teknologi CVT, salah satunya dicontohkan oleh produk Revo AT-nya serta Yamaha dengan Lexamnya. Beragam kelebihan ditawarkan berkat aplikasinya.
Dengan teknologi CVT, kini motor bebek yang awalnya berpenggerak system transmisi kini diubah dengan sistem transmisi baru menggunakan belt sebagai pengganti kopling. Aplikasinya akan lebih praktis dengan bentuk mesin yang makin kompak karena tidak butuh rumah kopling yang ribet dan jarak antar puli yang lebih dekat. Berbeda dengan CVT box pada umumnya yang mengharuskan belt panjang, karena harus menghitung lingkar diameter roda belakang.
Desain mesinnya juga diusungi sistem pendingin khusus, jadi akan mampu melindungi drive belt dari suhu panas, karenanya tingkat keawetan belt akan lebih lama. Pada motor matic belt yang panjang dengan rumah CVT yang besar membawa pengaruh saat akselerasi dan kecepatan tinggi yang membawa efek panas.
Karena itu, CVT box harus dilengkapi ventilasi udara, baik untuk aliran masuk dan aliran keluar udara. Posisi air intake diletakkan di atas CVT box, sedangkan air exhaustnya di bagian bawah CVT box. Manfaatnya untuk menghindari air dan debu yang masuk karena jika sampai air masuk rumah CVT, akan membuat belt selip sehingga penggerak tidak akan bergerak maksimal.
Nah, beda dengan pendinginan di matic biasa, bebek matic didesain agar aliran udara tetap lancar dan teratur dan semaksimal mungkin bisa mengeliminasi kemungkinan terkena air, karena air intake dan air exhaust diposisikan di bagian atas CVT box.
Sumber: Oto trend edisi 525 minggu V Mei 2011 Read More..
Langganan:
Postingan (Atom)